BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perawat
harus memiliki pemahaman dasar nutrisi guna mendidik dan memberikan asuhan keperawatan
untuk kesehatan klien sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien atau masalahnya.
Mata kuliah ini akan mempersiapkan perawat memberikan asuhan keperawatan
sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi klien. Setelah perkuliahan ini
mahasiswa memperoleh pengetahuan guna mengkaji asupan nutrisi, mengembangkan
diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi, membuat tujuan,
menggunakan berbagai metoda guna memilih makanan, dan mengevaluasi secara
efektif dan efisien. Nutrisi,
sebagai kebutuhan dasar harus terpenuhi pada klien guna mempertahankan
kehidupannya, hal ini sangat menonjol dalam lapangan kesehatan sehari-hari.
Mengapa seseorang tidak kuat atau malas membaca?. Hal ini disebabkan karena
kekurangan energi yang dibentuk dari makanan.
Nutrisi
adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
baik untuk mempertahankan keseimbangan metabolisme ataupun sebagai pembangun.
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan kebiasaan
makan, pemilihan makanan, pembatasan-pembatasan, intake cairan setiap hari,
penggunaan suplemen vitamin dan mineral termasuk masalah diet seperti kesulitan
mengunyah / meneguk, aktivitas fisik , riwayat kesehatan dan cara penyediaan /
pengolahan makanan untuk memperoleh data tentang pola dan kebiasaan makanan,
digunakan tipe diet selama 24 jam secara detail intake makanan lebih dari 3
kali sehari dalam satu minggu. Dokumen-dokumen tentang diet ini perawat dan
klien dapat membandingkan daftar makanan dengan standar RDA atau dengan
menentukan apakah klien dapat menerima diet nutrisi seimbang. Perawat
mendapatkan sudut pandang klien dari status nutrisinya.
1.2
Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk merumuskan
penjelasan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi. Adapun penjelasan tersebut
adalah:
1.
Apa pengertian nutrisi?
2.
Apa saja jenis-jenis nutrisi?
3.
Apa pengertian malnutrisi?
4.
Bagaimana cara perencanaan makanan?
5.
Bagaimana kebutuhan nutrisi pada tingkat perkembangan?
6.
Apa saja yang berkaitan dengan manula?
7.
Factor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah
ini kita dapat mengetahui tentang:
1.
Pengertian nurisi
2.
Jenis-jenis nutrisi
3.
Malnutrisi
4.
Cara perencanaan makanan
5.
Kebutuhan nutrisi pada tingkat perkembangan
6.
Manula
7.
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui beberapa
aspek penting yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi ,dapat mengambarkan peran,
sumber-sumber, dan defisiensi dari 6 kelas nutrisi,
menggambarkan proses pencernaan, absorpsi, metabolisme, anabolisma dan katabolisma,
menggambarkan bagaimana perawat membantu klien dalam merencanakan diet,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi, menggambarkan masalah umum dalam nutrisi dan bagaimana asuhan keperawatan dapat membantu menyelesaikan masalah dan mengimplementasikan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
menggambarkan proses pencernaan, absorpsi, metabolisme, anabolisma dan katabolisma,
menggambarkan bagaimana perawat membantu klien dalam merencanakan diet,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi, menggambarkan masalah umum dalam nutrisi dan bagaimana asuhan keperawatan dapat membantu menyelesaikan masalah dan mengimplementasikan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Beberapa pengertian dari nutrisi, diantaranya adalah:
Beberapa pengertian dari nutrisi, diantaranya adalah:
a.
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan
penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
b.
Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan
makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985).
c.
Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan
dan bagaimana tubuh menggunakannya.
d.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial
untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan
fungsi dari semua proses tubuh.
e. Nutrien adalah
zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh
untuk penggunaan fungsi tubuh.
2.2 Jenis-Jenis
Nutrien
Jenis-jenis
Nutrien diantaranya adalah:
a.
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
Karbohidrat dibagi atas :
·
Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa
monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
·
Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida
karena disusun banyak
molekul glukosa.
molekul glukosa.
·
Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak
menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
b.
Lemak
Lemak
merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan
gliserol dengan asam-asam lemak
Fungsi lemak
:
·
sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan mem berikan
9 kal/gr.
9 kal/gr.
·
Ikut serta membangun jaringan tubuh.
·
Perlindungan.
·
Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan
panas dari tubuh.
·
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu
pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
·
Vitamin larut dalam lemak.
c.
Protein
Protein
merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur
nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis
oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian
akan diserap oleh usus.
Fungsi protein adalah:
Fungsi protein adalah:
·
Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
·
Protein menghasilkan jaringan baru.
·
Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein
yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu
enzim, hormon dan haemoglobin.
·
Protein sebagai sumber energi.
d.
Vitamin
Vitamin
adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis
vitamin yaitu:
·
Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
·
Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak
disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap harinya).
e.
Mineral dan
Air
Mineral
merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi
mineral yaitu:
·
Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium,
magnesium, fosfor.
·
Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P
(intraseluler).
·
Bahan dasar enzim dan protein.
2.3
Malnutrisi
Malnutrisi adalah kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein
dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta
dapat memperlambat proses penyembuhan.
Tidak
hanya berindikasi kurangnya asupan nutrisi tetapi juga terhadap asupan makanan
yang berlebihan. Malnutrisi sebagai akibat meningkatnya lemak, natrium, dan
kilokalori dapat meningkatkatkan terjadinya penyakit jantung, peningkatan
tekanan darah, dan kegemukan. Banyak orang yang mengkonsumsi banyak kilokalori
yang dapat menyebabkan banyaknya penyimpanan lemak, peningkatan berat badan,
dan bahkan kegemukan.
Obesitas adalah istilah yang digunakan disaat berat badan 15 sampai 20 % diatas berat badan ideal terhadap tinggi badan, gender dan usia.
Obesitas adalah istilah yang digunakan disaat berat badan 15 sampai 20 % diatas berat badan ideal terhadap tinggi badan, gender dan usia.
Pemberian
nutrisi untuk klien kegemukan ditetapkan dengan cara keseimbangan asupan
kilokalori dengan junmlah energi diperlukan untuk proses tubuh dan aktifitas
fisik. Jika klien mengkonsumsi diet tinggi lemak, natrium, atau berbagai zat
makanan, makan penanganannya termasuk nasehat mengurangi asupan makanan.
Tetapi
juga menurunnya asupan makanan akan menyebabkan malnutrisi (berkurangnya
kilokalori atau menurunnya berberapa atau satu dari nutrisi tertentu) atau
katabolisme yang berlebihan. Salah satunya adalah nafsu makan yang berkurang
akan berakibat jelek pada terjadinya malnutrisi. Jika asupan makanan dapat
ditingkatkan dan malnutrisi tidak terjadi lagi, maka nafsu makan juga akan meningkat.
Klien
yang berisiko malnutrisi pada orang tua, sendiri dirumah,atau kurang bergerak.
Juga yang mengalami injury, pembedahan, trauma tau penyakit kronik yang dapat
menurunkan nafsu makan.
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh faktor psikologis sebagaimana juga faktor fisik. Masalah fisik yaitu:
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh faktor psikologis sebagaimana juga faktor fisik. Masalah fisik yaitu:
1.
Mual dan muntah
Mual
dan muntah adalah gejala-gejala yang sering terjadi dan perlu diobservasi oleh
perawat. Mual dan muntah dapat disebabkan oleh masalah emosional (bulimia,
stres), masalah fisik (kemoterapi, infeksi) atau kombinasi keduanya. Disaat
pusat muntah di medulla oblongata terstimulasi, muntah (peristaltik balik)
dapat terjadi. Muntah yang memancar, saat isi lambung sangat penuh atau
tanda-tanda gangguan gastrointestinal misalnya obstruksi usus pada bayi.
Pemberian nutrisi pada klien bergantung dari beratnya muntah.Jika berat,
makanan cair perlu dipertimbangkan. Makanan dingin dan atau makan dan
temperatur ruangan perlu dipertimbangkan.. Makanan yang hangat akan menrangsang
timbulnya nafsu makan marena rangsang aromanya. Hindari makanan yang digoreng,
makanan berminyak, bumbu atau makanan berlemak agar dihindari. Demikian juga
perlu diperhatikan perawatan mulut untuk meningkatkan keinginan untuk makan.
Cairan intra vena dan pemberian antiemetik (obat yang mengurangi muntah) perlu
direkomendasikan. Nause dan muntah dapat meningkatkan terjadinya anoreksia.
2.
Anoreksia
Anaoreksia adalah berkurangnya nafsu makan dengan ketidak inginan berusaha makan dimana asupan melalui oral berkurang. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia, secara nyata bahwa anoreksia merupakan tanda pertama yang sering ditemukan pada seseorang yang sakit. Demam gangguan sensasi rasa, dan mudah kenyang juga dapat menyebabkan anoreksia. Gangguan dalam saluran cerna dapat meningkatkan perasaan penuh setelah makan walaupun makannya sedikit. Berbagai kondisi yang dapat menurunkan proses pencernaan oleh digestive juices, antara lain atrofi mukosa pencernaan, hambatan pengosongan lambung juga dapat mengkonstribusi terjadinya anoreksia. Pengaruh pemberian obat, juga faktor emosional dapat menyebabkan anoreksia. Pemberian makanan akan menstimulasi nafsu makan klien. Memberikan makana melalui oral diperlukan, tetapi kadang-kadang harus melalui enteral atau parenteral.
Anaoreksia adalah berkurangnya nafsu makan dengan ketidak inginan berusaha makan dimana asupan melalui oral berkurang. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia, secara nyata bahwa anoreksia merupakan tanda pertama yang sering ditemukan pada seseorang yang sakit. Demam gangguan sensasi rasa, dan mudah kenyang juga dapat menyebabkan anoreksia. Gangguan dalam saluran cerna dapat meningkatkan perasaan penuh setelah makan walaupun makannya sedikit. Berbagai kondisi yang dapat menurunkan proses pencernaan oleh digestive juices, antara lain atrofi mukosa pencernaan, hambatan pengosongan lambung juga dapat mengkonstribusi terjadinya anoreksia. Pengaruh pemberian obat, juga faktor emosional dapat menyebabkan anoreksia. Pemberian makanan akan menstimulasi nafsu makan klien. Memberikan makana melalui oral diperlukan, tetapi kadang-kadang harus melalui enteral atau parenteral.
3.
Nyeri uluh hati
Disebut
juga gastroesophageal reflux, adalah gangguan yang sering pada
gastrointestinal, terutama pada orang tua. Reflux terjadi rata-rata 30 menit
sampai 1 jam setelah makan. Kehamilan, semangat kerja yang berlebihan, hiatus
hernia (sebagian dari lambung masuk melalui diaphragma), jumlah makan yang
banyak, makan yang berlemak dapat menyebabkan nyeri uluh hati. Perubahan pola hidup dan kebiasaan
perlu dipertimbangkan untuk dilakukan. Menunggu setelah 2 jam selesai makan
lalu berbaring akan memungkinkan peningkatan asam lambung akan menurun dan
selanjutnya nyeri akan berkurang. Klien tidak boleh makan berlebihan, banyak
makanan berarti juga produk asam lambung akan meningkat dan meningkatkan
tekanan lambung. Makanan coklat, pepermint, makanan asam, alkohol, nikotin akan
mestimulasi produksi asam dan akan membuka katup lambung yang menungkinkan
makanan akan kembali ke esophagus. Meninggikan kepala di tempat tidur dengan
gaya gravitasi akan akan mempertahnkan asam lambung. Makanan rendah lemak, diet
tinggi proein perlu direkomendasikan. Lemak dapat memicu terbukanya katup
lambung, sedangkan protein menutup katup lambung. Antasid dapat disarankan
untuk menetralisir keasaman lambung.
Jenis-jenis malnutrisi diantaranya adalah:
Jenis-jenis malnutrisi diantaranya adalah:
1.
Defisiensi Nutrien, contohnya: kurang makan
buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan
perdarahan pada gusi.
2.
Marasmus adalah kekurangan
protein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan otot.
Gambaran klinis, atropi otot,
menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan, perut buncit,
sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
3.
Kwashiorkor adalah kekurangan
protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan karena protein yang
hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya :
lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan
pigmentasi pada kulit dan rambut.
A.
Efek
Malnutrisi pada System Tubuh
Efek malnutrisi pada system tubuh diantaranya adalah:
a.
Neurologis/temperatur regulasi
Menurunkan
metabolisme dan suhu basal tubuh.
b.
Status mental Apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan
fungsi kognitif, kesulitan pengambilan
keputusan.
c.
Sistem imun
Produksi sel
darah putih Resiko terhadap penyakit infeksi bila leukosit turun.
d.
Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya kordinasi
dan ketangkasan.
e.
Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa
jantung turun.
f.
Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.
g.
Gastrointestinal Penurunan massa feces, penurunan
enzim pencernaan, penurunan proses absorbsi, mempersingkat waktu transit,
meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare,mengurangi peristaltik.
h.
Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
i.
Sistem hati dan empedu Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi
produksi glukosa dari asam amino,
mengurangi sintesa protein.
2.4 Perencanaan Makanan
Hidangan
makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan
yang sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam
hal-hal praktis tersebut.
Pedoman diet
dapat diwujudkan dalam cara-cara berikut ini :
·
Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan
menjamin bahwa diet anda mengandung semua
nutrien dalam jumlah yang memadai.
·
Mengurangi konsumsi gula.
·
Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diet
dengan makanan lebih banyak beras tumbuk, kentang, sayur dan buah-buahan.
·
Mengurangi kandungan garam dalam diet dengan
mengurangi makanan hasil olahan dan tidak membubuhkan bumbu secara berlebihan.
·
Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan
mentega, menggantikan cara menggoreng dengan membakar atau merebus.
2.5 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat Perkembangan
1.
Makanan Bayi
ASI
merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi
hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi
bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat.
8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
Daftar Makanan Bayi
Susu ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI
atau susu formula. ASI atau susu formula.
·
Sereal dan roti
Sereal dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya..
Dilanjutkan dengan sereal bayi sampai 18 bulan.
·
Buah dan sayur dijus lunak, buah dn sayur yang sudah dimasak. Sayur dan buah bisa diberikan 4 kali sehari termasuk jus.
·
Daging dan
sumber protein lain. Daging giling dan daging yang dipotong, daging
sapi, telur, ikan, kacang, polong-polongan, keju.
Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
2.
Toodler dan
Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya
membutuhkan :
·
Susu, 2 atau 3 kali
dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira setengah gelas.
·
Daging, 2 kali atau
lebih dalam 1 hari.
·
Sereal dan roti
; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira '/2-1 potong roti
atau '/2 gelas bubur.
·
Sayur dan
buah-buahan, 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi
sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian
sayuran hijau/kuning.
3.
Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan
penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi
kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Contoh :
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2
gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
4.
Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan
didalam makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning. Orang
tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.
5.
Dewasa Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan
dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
·
Protein
·
Calsium dan
fosfor
·
Magnesium 150
mg/hari
·
Besi
·
Iodine 175
mg/hari
·
Seng 5 mg lebih
banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
6.
Midle Age Adult
(Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR,
pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan
mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan
yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya
boleh 3 kali seminggu. Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi
kebutuhan serat dan protein.
2.6 Manula
Terjadi perubahan fisiologis seperti: kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan.
Perubahan fisiologis lainnya adalah:
·
Penurunan
sekresi empedu dan asam lambung
·
Penurunan
peristaltik
·
Berkurangnya
sirkulasi
·
Menurunkan
toleransi glukosa
·
Menurunkan massa
tulang
·
BB turun
Pedoman nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab:
a.
Mengurangi
konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak, memakan lebih banyak
unggas-unggasan dan ikan dari pada daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6
ons perhari. Tambahan lemak yang terbatas dari butter, margarin, dan salad
berminyak.
b.
Konsumsi makan
penutup seperti buah segar atau kalengan, puding yang dibuat dari susu rendah
lemak lebih baik dari pada mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
c.
Yakinkan bahwa
intake daging, unggas, ikan, telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini
berkurang pada manula.
d.
Karena toleransi
glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras,
pasta, kentang dan kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung
gula.
e.
Mengkonsumsi
sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah kerapuhan tulang. Susu dan
produk-produknya seperti keju, yoghurt, sup krim, puding susu, produk susu yang
dibekukan adalah sumber kalsium yang utama.
f.
Cukup konsumsi
vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Didapatkan dari susu. Bila
susu dan produknya tidak dapat mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen
vitamin D bisa diberikan.
g.
Diet rendah
garam pada manula yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
Hindari sup kalengan, kecap, mustar, garam, rokok dan lain-lain.
h.
Penggunaan
aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat.
i.
Kesulitan
mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyebabkan defesiensi vitamin A
dan C, mineral dan serat. Buah dan sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau
lebih baik. Dan mengganti daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
j.
Memperbanyak
konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi
penggunaan zat-zat laxatif.
Makanan sebaiknya :
a.
Menarik, warna
lebih ditonjolkan untuk menimbulkan selera makan.
b.
Memasak makanan
dengan baik, agar mudah dikunyah oleh gusi.
c.
Menyedikan
zat-zat makanan yang penting, baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
bergula/karbohidrat.
d.
Tidak
menyediakan teh, kopi pada sore dan malam hari yang dapat membuat insomnia.
2.7 Penilian Status Gizi
2.7 Penilian Status Gizi
Penilaian
status gizi, perawat menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign
Dietary history).
Pengukuran
Anthropometrik
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif untuk
mengetahui status protein dan kalori. Meliputi pengukuran TB, BB, lipatan kulit
dan lingkar lengan.
1.
Lingkar
pertengahan lengan atas
Untuk mengetahui massa otot lengan bawah horizontal, rileks (diletakkan
pada paha). Diambil garis tengah antara processus acromion (bahu) dengan processus
olecranon pada siku.
2.
Lipatan kulit
trisep
Indikasi lemak tubuh dan penyimpanan energi. Lipatan kulit terdiri dari
jaringan subkutan, tidak di bawah otot. Ditentukan titik tengah lengan atas
bagian belakang, ditarik lurus sejajar dengan tulang humerus. Diletakkan alat
ukur (kaliper) di bawah jari yang mencubit, baru diukur.
3.
Lingkar otot
lengan
Indikasi
indeks protein tubuh. Lingkar otot lengan sama dengan lingkar pertenghan lengan
atas (mm) - (3,14 x lipatan kulit trisep (mm).
Data
Biokimia
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah
dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit (produk akhir enzim). Yang
sering digunakan sekarang adalah;
·
Indikator Hb dan
Hematokrit
Hb turun " kekurangan Fe, anemia. Hematokrit meningkat “ dehidrasi”.
·
Albumin Serum
Merupakan 50% total serum protein untuk keseimbangan
cairan dan elektrolit, transpor nutrien, hormon dan obat-obatan. Albumin
berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat. Karena dalam tubuh
kita banyak albumin. Kerusakannya berlangsung lambat dan perubahan
konsentrasinya juga lambat. Kondisi yang mengakibatkan kekurangan albumin
seperti penyakit hati, kerusakan ginjal lanjut, infeksi, kanker, gangguan
absorbsi. Di sini tingkat serum albumin hanya digunakan sebagai suatu indikator
beberapa protein tertentu.
·
Transferin
Adalah protin darah yang membawa besi dan
mentranspornya ke seluruh tubuh. Jumlah transferin adalah indikator yang paling
sensitif untuk menentukan kekurangan protein dari serum albumin karena
transferin merespon lebih cepat terhadap perubahan intake protein dan sedikit
dalam tubuh. Transferin banyak diproduksi dalam hati. Jumah transferin yang
meningkat bila penyimpanan besi rendah. Jumlah transferin menurun bila
penyimpanan besi berlebih. Kondisi yang menurunkan jumlah transferin : penyakit
hati, penyakit ginjal lanjut dan luka bakar. Karena banyak laboratorium tidak
mempunyai peralatan untuk memeriksa transferin, secara langsung, perkiraan
jumlah transferin klien dilakukan dengan Total Iron-Binding Capacity (TIBC). Tes
TIBC lebih banyak digunakan karena lebih sensitif.
·
Menghitung total
Limfosit
Kurang kalori protein dan defesiensi nutrisi yang
serius dapat menekan sistem imun. Limfosit total berkurang karena terjadi
penurunan protein.
·
Keseimbangan
Nitrogen
Digunakan untuk memperkirakan derajat protein yang
sedang digunakan dan diubah dalam tubuh. Tes untuk mengukur nitrogen adalah :
Blood Urea Nitrogen (BUN), Urine Urea Nitrogen (UUN). Untuk itu diperlukan
pengumpulan urin 24 jam. Urea adalah produk akhir utama metabolisme protein dan
asam amino. Terbentuk dari detoksifikasi amonia oleh hati dan ditranspor ke
ginjal untuk diekskresi melalui urin. Konsentrasi urea di darah dan urin,
langsung dipengaruhi oleh intake dan kekurangan jumlah protein dalam tubuh,
produksi rata-rata urea di hati dan rata-rata bersihan urea di ginjal.
Peningkatan BUN mungkin disebabkan untuk kelebihan intake protein, dehidrasi
berat, sakit parah dan malnutrisi, tetapi juga dapat disebabkan ekskresi urea
yang tidak adekuat berhubungan dengan penyakit ginjal atau obstruksi urinary.
Penurunan BUN dapat disebabkan oleh rendahnya protein dalam diet. Peningkatan
UUN dapat terjadi karena kelaparan berat.
·
Ekskresi
Kreatinin
Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan
kreatinin saat energi dilepaskan dari fosfokreatin, penyimpanan energi selama
metabolisme otot rangka. Rata-rata pembentukkan kreatinin berbanding langsung
dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal
dan diekskresi di urin sebanding dengan pembentukannya. Ekskresi kreatinin
dikarenakan juga oleh refleks total massa otot. Pada atropi otot rangka karena
malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran kreatinin urin dengan
pengumpulan urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan TB. Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran
kreatinin untuk menentukan Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh :
CHI = 70 % artinya massa otot rangka klien kira-kira 70 % diharapkan pada orang
dengan ukuran tubuh yang sama.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat
makanan bergiri dapat memengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi
seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein
yang baik dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena
masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan
terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula
larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan
cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu
jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh
tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna asupan gizinya
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi
perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak
sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan
kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih
mudah untuk menyediakaan makanan yang bergizi.
f.
Faktor fisologis
Kondisi
fisiologis yang emmpngaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktifitas, keadaan
penyakit,, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan, dan prosedur atau
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingat aktifitas, maka nutirisi dan
kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktifitas akan
meningkat, atau menurun. Merokok dapat diklasifikasikan sebagai faktor
fisiologis. Secara fisiologis, merokok akan memerlukan lebih banyak nutrisi,
terutama vitamin C, dimana kebutuhan akan vitamin C akan berlipat ganda
(Schectman et al.,1991). Status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang
dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorpsi, metabolisme,
dan eksresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan tertentu, dan satu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein dieksresi oleh ginjal. Dengan demikian berbagai kondisi fisiologis akan meningkatkan kebutuhan nutrisi. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan dan satu waktu makannya sedikit. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit salurang cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorpsi, gangguan transfortasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dan menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri sat makan. Diare dapat menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak menjadi berkurang atau tidak efektif. Sehingga saat klien makan makanan yang mengandung lemak, nyeri dapat terjadi.. Tambahan pula vitamin yang larut dalam lemak memerlukan lemak dan empedu untuk ditransfortasi melalui usus halus kedalam sistem lemfa; dapat terjadi defisiensi vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa orang tidak memiliki enzim untuk memecah laktose dalam susu, kondisi ini disebut intoleransi katose. Laktose difermentasi dalam usus, menyebabkan gembung dan diare.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan tertentu, dan satu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein dieksresi oleh ginjal. Dengan demikian berbagai kondisi fisiologis akan meningkatkan kebutuhan nutrisi. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan dan satu waktu makannya sedikit. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit salurang cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorpsi, gangguan transfortasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dan menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri sat makan. Diare dapat menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak menjadi berkurang atau tidak efektif. Sehingga saat klien makan makanan yang mengandung lemak, nyeri dapat terjadi.. Tambahan pula vitamin yang larut dalam lemak memerlukan lemak dan empedu untuk ditransfortasi melalui usus halus kedalam sistem lemfa; dapat terjadi defisiensi vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa orang tidak memiliki enzim untuk memecah laktose dalam susu, kondisi ini disebut intoleransi katose. Laktose difermentasi dalam usus, menyebabkan gembung dan diare.
g.Alkohol
Mengkonsumsi
alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi setiap zat makanan dalam tubuh,
sebab alkohol akan mempercepat metabolisme dalam tubuh, meningkatnya penggunaan
zat makanan. Banyak pasien dengan ketergantungan alkohol dan tidak lagi
memperhatian makan.
Alkohol dapat menyebabkan tidak terjadinya pencernaan karena cepatnya absorpsi dalam lambung, oleh karena itu semua alkohol yang diminum dimetabolisma dalam hati. Oleh karena itu , metabolisma, trasfortasi, dan penggunaan pada setiap zat makanan dapat dipengaruhi lebih luas. Asam urat dan lemak akan meningkat dalam darah, lemak akan terakumulasi dalam hati, akan menyebabkan rendahnya gula darah, kehilangan nafsu makan, dan membutuhkan vitamin. Terutama kebutuhan vitamin B kompleks, dan mineral akan meningkat. Semua faktor ini berkumpul yang dapat meningkatkan terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan diet yang baik, tingginya kebutuhan vitamin B kompleks dan kompleks karbohidrat.
Dua sindroma yang terjadi pada alkoholisme yang kronik ialah sindroma Wernicke-Korsakoff (gejala yang ditandai dengan kebingungan, hallusinasi, kehilangan memori) dan tidak mampu melihat pada waktu malam, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat makanan yang vital, thiamin dan vitamin A. Hepatitis dan sirosis juga terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi.
h. Immobilitas
Alkohol dapat menyebabkan tidak terjadinya pencernaan karena cepatnya absorpsi dalam lambung, oleh karena itu semua alkohol yang diminum dimetabolisma dalam hati. Oleh karena itu , metabolisma, trasfortasi, dan penggunaan pada setiap zat makanan dapat dipengaruhi lebih luas. Asam urat dan lemak akan meningkat dalam darah, lemak akan terakumulasi dalam hati, akan menyebabkan rendahnya gula darah, kehilangan nafsu makan, dan membutuhkan vitamin. Terutama kebutuhan vitamin B kompleks, dan mineral akan meningkat. Semua faktor ini berkumpul yang dapat meningkatkan terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan diet yang baik, tingginya kebutuhan vitamin B kompleks dan kompleks karbohidrat.
Dua sindroma yang terjadi pada alkoholisme yang kronik ialah sindroma Wernicke-Korsakoff (gejala yang ditandai dengan kebingungan, hallusinasi, kehilangan memori) dan tidak mampu melihat pada waktu malam, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat makanan yang vital, thiamin dan vitamin A. Hepatitis dan sirosis juga terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi.
h. Immobilitas
Klien
yang kurang mobilitas menyebabkan nafsu makan kurang, dimana dapat meningkatkan
asupan yang tidak adekuat dan malnutrisi. Kurangnya nafsu makan difikirkan
sebagai akibat menurunnya basal metabolisma dan berkurangnya aktifitas fisik.
Penurunan
aktifitas atau denurunnya berat badan dapat menyebabkan kehilangan kalsium dari
tulang. Kalsium disimpan pada tulang, penurunan berat badan menyebabkan kalsium
akan meningkat dalam darah, dan merupakan predisposisi terjadinya batu ginjal.
Untuk itu intervensi yang terbaik adalah ambulasi dini.
Jika immobilisasi
klien tidak bergerak selama ditempat tidur, perlukaan akibat tekanan atau
dekubitus akan terjadi. Malnutrisi dan rendahnya kadar protein darah yang
memiliki hubugan dengan meningkatnya risiko perlukaan akibat tekanan.
Kesimbangan diet yang baik, tinggi kalori, dan tingginya kualitas protein,
dapat disarankan untuk mencegah terjadinya dekubitus. Bila jumlah kalori dan
protein tidak adekuat, diusahan untuk menemukan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan asupan makanan dan dengan bantuan untuk makan. Jika asupan oral
berkurang, maka perlu dipertimbangkan pemberian makanan melalui enteral.
Vitamin C, zinc, dan zat besi perlu direkomendasikan –vitamin C dan zinc
diperlukan untuk penyembuhan luka dan zat besi untuk sintesa hemoglobin, dan
oksigen yang adekuat hal mendasar untuk penyembuhan luka.
Human
immunodeficiency Virus dan Acquared immunodeficiency Syndrome
HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam darah, kien akan diagnosa menderita HIV. HIV positif tidak berarti klien menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi terjadi yang secara normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.
Pemberian nutrisi harus dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV. Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan untuk klien. Kebiasan makanan yang menyehatkan dapat mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai akibat adanya anoreksia, diare, malabsorpsi, meningkatnya metabolisma, dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien tidak mengingat lagi untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat lagi bagaiamana makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus dimakan. Klien dengan AIDS akan mengalami depresi dan apatis, sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan. Pemberian diet tinggi kalori dan tinggi kualitas protein dan menghindari diet yang kurang dapat mendukung perlu direkomendasikan. Enteral dan parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien menderita AIDS.
HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam darah, kien akan diagnosa menderita HIV. HIV positif tidak berarti klien menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi terjadi yang secara normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.
Pemberian nutrisi harus dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV. Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan untuk klien. Kebiasan makanan yang menyehatkan dapat mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai akibat adanya anoreksia, diare, malabsorpsi, meningkatnya metabolisma, dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien tidak mengingat lagi untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat lagi bagaiamana makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus dimakan. Klien dengan AIDS akan mengalami depresi dan apatis, sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan. Pemberian diet tinggi kalori dan tinggi kualitas protein dan menghindari diet yang kurang dapat mendukung perlu direkomendasikan. Enteral dan parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien menderita AIDS.
i.Kanker
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab pertumbuhan sel kanker yang cepat memerlukan nutrisi yang meningkat pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat makanan yang diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan, kemoterapi) menyebabkan penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein harus direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-kadang tidak merasa butuh untuk makan, dengan demikian diperlukan diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien kanker kuat pada pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan sedikit porsi dan snack tambahan selama istirahat pada setiap hari.
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab pertumbuhan sel kanker yang cepat memerlukan nutrisi yang meningkat pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat makanan yang diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan, kemoterapi) menyebabkan penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein harus direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-kadang tidak merasa butuh untuk makan, dengan demikian diperlukan diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien kanker kuat pada pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan sedikit porsi dan snack tambahan selama istirahat pada setiap hari.
j.Luka bakar
Kebutuhan
nutrisi dapat menyebabkan lamanya luka sembuh dan lamanya klien tinggal dirumah
sakit. Luka bakar yang berat membutuhkan energi yang banyak. Biasanya
direkomendasikan diet tinggi kalori (3000), tinggi protein (125 g). Cairan
diperlukan sejumlah 2,5 sampai 4 L/day. Jika luka bakar seluas 20 % dari total
permukaan tubuh, harus dengan pemasangan NGT. Dapat juga dengan parenteral.
k.Pembedahan
Jelas akan terjadi gangguan pada klien yang mengalami pembedahan. Makan makanan cairan pada makan malam hingga larut malam dbiasanya dilakukan pada klien sebelum pembedahan. Pada tengah malam biasanya klien tidak diberi makan lagi (puasa: NPO=nothing by mouth). Pada umumnya dari klien yang puasa dalam waktu yang singkat tidak akan mengganggu mentalnya.
Setelah pembedahan, beberapa dari klien enggan makan dan minum sebab dapat terjadi mual dan muntah atau terjadi nyeri. Setelah klien pulang, biasanya pola makan kembali seperti biasanya.
Setelah pembedahan besar terutama pembedahan saluran pencernaan, biasanya diajurkan untuk I.V.Feeding guna mengistirahatkan usus dan penyembuhannya. Saat kembali peristaltik, bubur saring biasanya diberikan, selanjutnya bertahap sampai keadaan normal kembali. Pada umumnya diet tinggi kalori, tinggi protein biasanya dianjurkan.. Vitamin C, zat besi, dan zinc diperlukan untuk penyembuhan luka.
Jelas akan terjadi gangguan pada klien yang mengalami pembedahan. Makan makanan cairan pada makan malam hingga larut malam dbiasanya dilakukan pada klien sebelum pembedahan. Pada tengah malam biasanya klien tidak diberi makan lagi (puasa: NPO=nothing by mouth). Pada umumnya dari klien yang puasa dalam waktu yang singkat tidak akan mengganggu mentalnya.
Setelah pembedahan, beberapa dari klien enggan makan dan minum sebab dapat terjadi mual dan muntah atau terjadi nyeri. Setelah klien pulang, biasanya pola makan kembali seperti biasanya.
Setelah pembedahan besar terutama pembedahan saluran pencernaan, biasanya diajurkan untuk I.V.Feeding guna mengistirahatkan usus dan penyembuhannya. Saat kembali peristaltik, bubur saring biasanya diberikan, selanjutnya bertahap sampai keadaan normal kembali. Pada umumnya diet tinggi kalori, tinggi protein biasanya dianjurkan.. Vitamin C, zat besi, dan zinc diperlukan untuk penyembuhan luka.
l.Faktor Psikologis
Setiap
orang pada suatu saat menggunakan makanan sebagai bentuk rewatd atau
punishment. Kadang orang tua memberikan hadiah makanan pada anaknya karena
berprestasi, oleh karena keinginan makan yang kuat dipengaruhi oleh faktor
emosional. Beberapa klien merasa dihukum bila diberikan makanan pantang yang
tidak sesuai dengan seleranya. Atau merasa terisolasi atau depresi karena dia
tidak dapat makan lagi bersama dengan keluarganya. Beberapa merasa malu, marah,
atau bergantung bila diberikan makanan yang tidak sesuai seleranya. Dilain
pihak disaat makan diperlukan dukungan perasaan dan penerimaan. Makanan yang
familiar akan dirasakan nyaman selama sakit dan mungkin hanya makanan yang
diinginkan klien untuk dimakan atau ditoleransi. Ingat bahwa respon emosional
saat merencanakan nutrisi dan lebih hati-hati.
Saat kien depresi, sendiri, apatis, sedih, atau perasaan tak berdaya, biasanya asupan makan nenurun. Sedikit dari klien makannya banyak bila sebagai bentuk penyesuaian perasaan klien. Stres dan cemas akan meningakatkan asupan makanan atau mengurangi asupan makanan.
m.Faktor Sosiologis
Saat kien depresi, sendiri, apatis, sedih, atau perasaan tak berdaya, biasanya asupan makan nenurun. Sedikit dari klien makannya banyak bila sebagai bentuk penyesuaian perasaan klien. Stres dan cemas akan meningakatkan asupan makanan atau mengurangi asupan makanan.
m.Faktor Sosiologis
Saat
makan bukan hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan makan semata tetapi juga
untuk kebutuhan sosial untuk berinteraksi dan bercakap-cakap dengan yang
lain.Makan adalah pengalaman sosial.Seseorang tinggal sendirian biasanya tidak
dapat makan sebanyak dengan orang yang makan dengan keluarganya.
Jika
makanan yang diberikan oleh keluarga kepada anaknya, akan lebih mudah diterima
oleh anak dibanding bila perawat yang melakukan untuk itu.
n. Faktor perkembangan
Nutrisi
diperlukan sepanjang rentang kehidupan. Perawat mungkin kurang memberi perhatian
bagiamana tahap perkembangan seseorang yang berhubungan dengan asupan nutrisi.
2 .8 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh :
2 .8 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh :
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh adalah keadaan individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
1.
Tujuan
Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi.
Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi.
2.
Ciri-ciri
·
Berat badan
stabil atau meningkat
·
Porsi makan habis
·
Nafsu makan
meningkat
·
Hasil
laboratorium indicator statys nutrisi dalam rentang normal (Hb, Albumin,
Glukosa)
3.
Diagnosa
Keperawatan :
·
Perubahan
nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d kelemahan otot menelan dan
penurunan
kesadaran.
·
Risiko tinggi
pemenuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d. peningkatan metabolisme dan
anoreksia
·
Perubahan
nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d gangguan absorpsi nutrient dan
hipermetabolik
·
Perubahan
nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d anoreksia, gangguan digesti dan absorpsi
nutrient
4.
Tindakan
Keperawatan
·
Kaji factor yang
menyebabkan anorexia, mual/ muntah
·
Kaji dan
dokumentasikan derajat kesulitan menelan
·
Timbang BB tiap
hari
·
Lakukan oral
hygiene
·
Berikan makanan
selagi hangat
·
Berikan makan
porsi kecil tapi sering
·
Hindari prosedur
invasive sebelum makan
·
Bantu makan
sesuai kebutuhan kalori harian
·
Monitor hasil
laboratorium khususnya albumin, Hb, glukosa
·
Jelaskan pada
klien dan keluarga jenis nutrisi yang sesuai dan pentingnya nutrisi bagi tubuh klien.
·
Kolaborasi:
a.
Pasang NGT
sesuai program medis
b.
Berikan makanan
per sonde sesuai program
c.
Berikan terapi
medikamentosa sesuai program
d.
Berikan nutrisi
parenteral atau albumin per Iv sesuai
Perawat
berada
pada posisi unik untuk mengakji status nutrisi. Pengakjian
nutrisi dapat dilakukan pada setiap klien, tidak hanya tanda vital yang
dilakukan pada setiap klien. Jika
mengikuti kondisi klien yang didentifikasi melalui pengkajian :
·
Bila kehilangan berat badan yang tidak
diharapkan lebh besar diatas 10 % dalam waktu 6 bulan yang lalu.
·
Kehilangan berat badan kurang dari 80 %
atau diatas 120 % dari berat badan ideal
·
Kurang dari 3,5 g/dl albumin serum
·
Lebih besar 5 % kehilangan berat badan
dalam satu bulan terakhir.
5.
Pengkajian fisik :
·
Pengakajian mulut
·
Pengkajian abdomen
·
Pengukuran antropometri : tinggi badan
dan berat badan, pengukuran skinfold, pengukuran lingkar
6.
Pengkajian
Diagnostik
·
MRI
·
Abdominal ultrasound
·
Gastroscopy
·
Gallbladder test
7.
Pemeriksaan laboratirum :
·
Sel darah merah
·
Hemoglobin
·
Albumin
·
BUN
·
Creatinin
·
Keseimbangan nitrogen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan
penting (Nancy Nuwer Konstantinides). Dengan kata
lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat
memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari
seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat perkembangan
Makanan Bayi ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga
usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu
ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan
makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
3.2 Saran
A. Untuk
Pendidikk.
Agar lebih menjelaskan secara lebih mendetail lagi
mengenai apa itu pemenuhan kebutuhan nutrisi, sehingga mahasiswa lebi mengerti
dan terbuka wawasan pikirannya. Selain itu, pengetahuan mahasiswa menjadi luas
dan mengerti tentang pemenuhan nutrisi.
B.Untuk Mahasiswa
Untuk lebih giat lagi membaca buku-buku
resensi-resensi lain dari berbagai sumber dan memanfaatkan teknologi yang ada
seperti halnya internet agar apa yang dipelajari sekarang dapat bermanfaat bagi
kita dikehidupan yang akan datang dan wawasan pengetahuan mereka akan menjadi
luas dan bertambah. Seain itu, hendaknya mahasiswa lebi memaksimalkan diri
dalam mengimplementasikan antara teori-teori yang diperoleh diakademik dengan
kenyataan yang ada di lahan praktek. Dan bertambah pengetahuan dan wawasan tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dapat dijadikan tambahan referensi untuk
persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar