Kamis, 20 Juni 2013

FISIONEUROLOGI FISIONEUROLOGI (SARAF)

FISIONEUROLOGI
FISIONEUROLOGI (SARAF)
1. SISTEM SARAF
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
a. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
b. Macam-Macam Neuron
Menurut fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik juga disebut sel saraf indra, karena berfungsi meneruskan rangsang dari peneri-ma (indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang. Neuron motorik (sel saraf penggerak) berfungsi membawa impuls dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang ke otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Neuron asosiasi atau sel saraf penghubung banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron tersebut berfungsi menghubungkan atau meneruskan impuls dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Sistem saraf (Nervous System) merupakan sistem jaringan komunikasi yang menghubungkan setiap bagian dari tubuh kita, berfungsi dalam proses menangapi rangsanagn dari luar serta mengendalikan otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf (sel-sel saraf).
Neuron atau sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel lainnya. Berikut bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional sistem saraf.
  1. Inti sel, merupakan struktur inti sel pada umunya yang di dalamnya terdapat asam nukleat (materi inti). Inti sel berperan sebagai pengatur segala aktifitas sel saraf.
  2. Badan sel (perykaryon), merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan di bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat metabolisme sel saraf.
  3. Dendrit, merupakan serabut pendek dan bercabang-cabang yang merupakan penjuluran badan sel pada badan sel. Dendrit berfungsi menerima dan menghantarkan rangsangan dari luar ke badan sel saraf.
  4. Neurit, merupakan serabut panjang hasil penjuluran badan sel yang mengandung struktur benang-benag halus yang disebut mikrofibril dan neurofibril. Mikrofibril dan neurofibril berfungsi untuk menjaga bentuk dan kepadatan sel saraf. Neurit atau yang sering dikenal akson memiliki peranan menghantarkan rangsangan dari badan sel saraf yang satu ke sel saraf lain. Rangsangan akan dihantarkan melalui akson dari satu sel saraf menuju dendrit dari sel saraf yang lain. Struktur neurit merupakan struktur yang lebih kompleks daripada dendrit. Neurit memeliki pembungkus yang disebut selaput myelin yang didalamnya terdapat sel Schwann. Bagian neurit yang tidak terbungkus oleh selaput myelin disebut nodus Ranvier.
Neuron
Neuron
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya jaringan-jaringan saraf berkumpul dan berkoordinasi membentuk sistem saraf. Hubungan antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis, sedangkan hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut neuromuscular junction.
            Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya. Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron multipolar, neuron bipolar, neuron unipolar. Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu dendrite dan satu akson, sedangkan neuron unipolar tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.
Tipe Saraf
2. TIPE SARAF
Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan atas sel saraf sensorik (afferent), sel saraf motorik (efferent), dan sel saraf konektor (association). Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan rangsangan (impuls) dari indra ke saraf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang. Sel saraf motorik berfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat (otak) atau sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjar. Rangsangan dari sel saraf sensorik diteruskan menuju sel saraf motorik melalui sel saraf konektor.
Membran neuron layaknya membrane sel lainnya bersifat semipermeabel (hanya molekul-molekul tertentu yang dapat keluar masuk misalnya ion-ion tetapi tidak untuk molekul berukuran besar). Membran sel saraf juga secara elektrikal bersifat polar (adanya ion-ion bermuatan negative yang disebut kation di sekitar permukaan luar membrane dan ion-ion bermuatan negative yang disebut anion di bagian sebelah dalam membran). Impuls saraf berhasil ditranmisikan (disalurkan) dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain disebabkan oleh potensial aksi yang berpindah di dekat sel saraf. Stimulus merubah kemampuan spesifik permeable lapisan membrane dan menyebabkan depolarisasi kation dan anion. Perubahan ini menyebar sepanjang serabut saraf yang selanjutnya disebut sabagai impuls saraf itu sendiri. Polarisasi kembali terjadi setelah depolarisasi yang diikuti oleh periode refractory selama impuls selanjutnya datang lagi.
Sinapsis
Sinapsis
Polarisasi dibuat dengan mempertahankan kelebihan ion-ion sodium (Na+) pada bagian luar membrane dan kelebihan ion-ion potassium (K+) pada bagian dalam membran. Jumlah tertentu dari Na dan K selalu bocor (berkurang) melewati membran, tetapi pompa Na/K pada membran secara aktif mengatasi hal tersebut tersebut.
Intensitas atau frekuensi antara impuls saraf yang satu dengan yang lain ditentukan oleh diameter dari serabut saraf, hal ini berkaitan juga dengan serabut saraf berselaput myelin dan serabut saraf tanpa selaput myelin. Sitoplasma dari akson atau serabut saraf merupakan konduktor elektrik dan selaput myelin menurunkan kapasitasnya sebagai penghantar. Kondisi tersebut mencegah kebocoran muatan melalui membran. Depolarisasi pada nodus ranvier cukup untuk memicu regerasi voltase elektrik pada nodus berikutnya. Oleh karena itu, potensial aksi pada serabut saraf bermielin tidak berpindah layaknya perpindahan gelombang tetapi terjadi secara berulang pada nodus-nodus. Potensial aksi pada nodus ranvier akan berpindah seperti loncatan-loncatan muatan listrik.
4. BAGIAN SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia dan beberapa vertebrata lain mengandung dua bagian utama, yaitu:
1.Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat yang terbagi atas otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Sistem saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Pia meter (selaput paling dalam dan banyak mengandung pembuluh darah), Dura meter (lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak sebelah dalam) dan terakhir Arakhnoid (terletak di antara pia meter dan dura meter yang merupakan selaput jaringan yang lembut membatasi kedua lapisan yang lain).
Sistem Saraf PusatSistem Saraf Pusat
2. Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi yang terbagi atas sel-sel saraf sensori yang menghantarkan impuls ke sistem saraf pusat dan sel-sel saraf motori yang menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor. Sistem saraf tepi dalam hal ini sel-sel saraf motori dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sistem saraf somatic yang secara langsung berperan dalam kontraksi otot-otot rangka dan sistem saraf autonom yang mengontrol aktivitas organ-organ dan variasi otot-otot tak sadar (involunter), seperti otot jantung dan otot polos.

5. MEKANISME GERAK
Gerak dapat dilakukan secara sadar (gerak biasa) dan secara tidak sadar (gerak reflek). Perbedaan dari kedua macam gerak tersebut adalah berkaitan dengan jalannya impuls saraf yang melewati sistem saraf pusat, yaitu jika impuls melewati otak maka gerak yang dilakukan sebagai hasil respon dari otak dinamakan gerak sadar, sedangkan jika impuls tidak melwati otak tetapi sumsum tulang belakang, maka gerak yang dihasilkan sebagai respon dari sumsum tulang belakang dinamakan gerak reflek.
  • Mekanisme gerak biasa (gerak sadar)
Rangsangan –>  saraf sensorik –> otak  –> saraf motorik –> gerak
  • Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar)
Rangsangan –> saraf sensorik –> pusat integrasi di sumsum tulang belakang –> saraf motorik –> gerak
FISIONEUROLOGI DAN OTAK
1. DEFINISI             
Dalam anatomi hewan, Otak atau encephalon, adalah sentral supervisori dari sistem syaraf. Walaupun otak kadang disebut sebagai pusat supervisori dari sistem syaraf sentral vertebrata, istilah yang sama juga dapat digunakan untuk sistem syaraf sentral pada invertebrata. Pada kebanyakan hewan, otak terletak pada kepala.
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron.

2. OTAK MANUSIA

Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.

a. Bagian-Bagian Otak Manusia

1).Otak Depan

Bagian yang paling menonjol dari otak depan adalah otak depan, yang terdapat di bagian otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipishkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Otak depan tersusun atas dua lapisan yaitu :
1. Lapisan luar (korteks)
Lapisan luar merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaanya menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf.
2. Lapisan dalam
Lapisan dalam merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit
  Otak depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak mpada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.
Area di otak depan yang juga penting adalah Hipotalamus dan Talamus. Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar otak depan dan memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus berperan sebagai pusat pengatur Homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus, rasa lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif. Talamus terletak di sebelah atas hipotalamus, berperan sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang dikirim ke otak besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus sensori yang penting menuju ke otak besar  pencernaan, pernafasan dan lain-lain.
  1. Lapisan mesoderm
  2. Disebut juga sebagai lapisan tengah. Lapisan ini akan berubah menjadi struktur kerangka dan otot.
  3. Lapisan ectoderm
  4. Disebut juga sebagai lapisan luar. Lapisan ini berubah menjadi permukaan kulit, rambut, sistem saraf, termasuk organ persepsi atau indera.
Setelah ini berkembanglah sistem saraf pada otak dengan cara neurulation yaitu saat ectoderm melipat tubuhnya untuk membentuk tabung saraf (neural tube). Tabung saraf kemudian berdiferensiasi kembali menjadi subdivisi otak depan, otak tengah dan sumsum tulang belakang (korda spinal).
Postnatal => Terdapat perubahan ukuran dan kerumitan dari kebanyakan pohon-dendrit sel saraf. Perkembangan struktur otak setelah kelahiran (postnatal).

2). Otak Tengah

Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok, terletak di depan otak kecil dan jembatan Varol (Pons Varolii). Bagian terbesar dari otak tengah pada sebagian besar Vertebrata adalah lobus optikus yang ukrannya berbeda-beda. Pada mamalia (termasuk manusia) terdapat korpora kuadrigemina (sebgai lobus optikus pada Vertebrata tingkatan rendah) yang berfungsi membantu koordinasi gerak mata, ukuran Pupil mata (melebar/menyempit), dan refleks pendengaran tertentu. Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak tengah merupakan baguan atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang membawa informasi sensori sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah

3). Otak Belakang

Otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan medula oblongata), (dan otak kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
1. Jembatan varol (Pons Varolii)
Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan konteks otak besar.


2. Sumsum lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum lanjutan atau medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang (Medula Spinalis). Sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur pernapasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot antara tulang rusuk dan diafragma. Selain itu juga berperan sebgai pusat pengatur refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip
Di antara sumsum lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua tonjolan. Peranan talamus ini sebagai tempat meneruskan implus ke daerah sensori pada korteks otak besar untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki hubungan ke berbagai bagian otak sehiingga merupakan tempat lalu lintas implus di antara bagian-bagian otak dan srebrum.
Di sebelah anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan mengatur fungsi organ dalam (visceral). Hipotalamus mengatur bermacam-macam fungsi, seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus), emosi (marah, senang, gusar), serta perilaku reproduktif. Selain itu, hipotalamus juga merupakan tempat Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada Hipofisis.

b. Otak Kecil

Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

3. Perkembangan Otak Manusia

v  Pranatal

Tahapan perkembangan otak manusia mirip dengan vertebrata lainnya. Dimulai sesaat setelah konsepsi terjadi blastosis yaitu pembagian sel yang sangat cepat. Dalam hitungan hari blastosis terbagi menjadi tiga struktur lapisan yang disebut sebagai keping embrionik (the embryonic disk). Setiap lapisan kemudian akan berubah menjadi sistem organik utama yaitu :
  1. Lapisan endoderm
  2. Disebut juga sebagai lapisan dalam.
Lapisan ini akan berubah menjadi serangkaian organ dalam seperti orgaat dibagi menjadi dua proses yaitu
  1. Protomap dimana perbedaan area kortikal terjadi pada awal pembentukan korteks dan disebabkan oleh faktor intrinsik, dimana aktivitas neuron tidak diperlukan.
  2. Protocortex dimana perbedaan area korteks terjadi kemudian pada perkemangan korteks dan tergantung pada faktor ekstrinsik seperti input atau masukan dari bagian lain otak maupun sistem penginderaan, oleh karenanya aktivitas neuron diperlukan. Pada orang dewasa pembagian area korteks dipengaruhi oleh
Pernyataan bahwa sel-sel otak berhenti tumbuh saat seseorang memasuki usia lanjut adalah pernyataan yang kurang tepat. Neuron-neuron otak kita akan terus tumbuh sejak perkembangan yang pesat pada setahun setelah kelahiran hingga kita tumbuh dewasa.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap tikus-tikus dewasa menunjukkan bahwa bagian otak yang bercabang di?beberapa neuron (yang disebut dendrit) masih berada dalam kondisi yang baik. Dendrit berperan untuk meneruskan?sinyal listrik yang diterima neuron lainnya kebatang sel tempat neuron berada.
Perubahan neuron berlangsung dalam waktu yang singkat. Ketika sel neuron yang tua sudah rusak, maka yang muda akan segera tumbuh. Pergantian tersebut dapat berlangsung dengan sangat drastis untuk ukuran sebuah sel neuron.
Sebuah dendrit dapat tumbuh hingga 90 mikron dalam waktu kurang dari dua minggu. Memang hal itu lebih kecil dibandingkan pada saat pertumbuhannya, tapi faktanya ia akan selalu tumbuh kembali begitu mengalami kerusakan.
Dalam penelitian tersebut, telah diamati bagian otak yang berperan dalam proses penglihatan (disebut dengan visual cortex) selama beberapa bulan. Untuk melihat secara langsung struktur otaknya, para peneliti itu menanam semacam kaca pada kedua bagian visual cortex saat tikus masih muda.
Neuron saling berkomunikasi dengan cara mengubah sinyal listrik dan kimia yang disalurkan melalui ruang pendek di antara dua neuron yang disebut synaps. Sinyal-sinyal tersebut dapat ditolak (inhibitory) atau diterima (excitatory) atau aktif berdasarkan aktivitas neuron yang bekerja. Ditemukan bahwa struktur neuron-neuron excitatory tidak berubah, sedangkan kelompok neuron inhibitory, yang disebut interneuron, akan berubah.

 

 

FISIONEUROLOGI DAN INDERA PENGLIHATAN

images1

Susunan indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari:
1. Kedua mata (the eye).
2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (the visual pathway).
3. Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks).
Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata.
a. The Eye
Mata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif).
Bagian bola mata manusia yang bertdedah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata. Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
a. Sklera (selaput putih)
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk bagian-bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata.
b. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva.
b. Lapisan Vaskular, terdiri dari:
a. Koroid
Merupakan menbran tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.
b. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.
Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.
c. Lensa
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
d. Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik. Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
1) Neuron Fotoreseptor
2) Neuron Bipolar
3) Neuron Ganglion
            Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmen rodospin yang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup, serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.
            Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil pada makula lutea. Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh pada binti kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.
matagambar reseptor penglihatan /mata orang

          Gangguan indera peraba terjadi bila ada kelainan di susunan saraf pusat sehingga mempengaruhi sensibilitas atau perabaan, disebut lower motor neuron. Beberapa hal ini perlu diwaspadai. Jika ditemukan, konsultasi ke dokter ahli.

v  Hipersensitif terhadap sentuhan (tactile defensiveness)
Gejalanya:
  • Jengkel, khawatir, agresif terhadap cahaya atau sentuhan tak terduga.
  • Tidak suka dicium, dipegang atau dipeluk. Bereaksi melengkungkan punggung, menangis atau menarik diri.
  • Tidak suka dicuci atau disir rambutnya, digunting kuku atau dicuci mukanya.
  • Terganggu dengan sprei kasar.
  • Tersiksa jika ada tetes air hujan, pancuran air atau terpaan angina lembut di kulit, beraksi melawan dan mengelak.
  • Bereaksi berlebihan terhadap luka kecil, goresan atau gigitan serangga.
  • Menolak menyentuh atau merasakan tekstur beberapa benda, seprti selimut, karpet, dan boneka.
  • Menolak memakai pakaian berbahan atau model tertentu.
  • Menolak menggunakan tangannya saat bermain.
  • Tidak suka permainan “kotor atau berantakan,” seperti main pasir, air , atau adonan kue.
  • Terus menerus menarik popok atau bajunya.
  • Menolak gosok gigi, apalagi alergi pergi ke dokter gigi.
  • Pilih-pilih makanan, hanya mau rasa atau tekstur makanan tertentu, menolak makanan dicampur, makanan dingin atau panas, dan sulit diperkenalkan makanan baru.
  • Menolak jalan tanpa alas kaki di rumput atau di pasir.
v  Hiposensitif (under-responsive)
Gejalanya:
  • Sangat menginginkan sentuhan atau ingin menyentuh orang atau benda.
  • Tidak sadar jika disentuh atau ditabrak, kecuali jika sangat kuat.
  • Tidak tergangu jika luka atau memar, tidak takut disuntik, malah suka.
  • Tidak sadar jika wajah atau tanganya kotor.
  • Menyakiti diri sendiri, mencubit, menggigit, membentukan kepala.
  • Memasukkan obyek ke mulut secara berlebihan.
  • Sering menyakiti anak lain atau binatang saat bermain.
  • Mencari permukaan atau tekstur benda yang memberi umpan balik rangsang yang kuat, misal benda yang keras dan kasar.
  • Menyukai mainan kotor dan berantakan.
  • Suka berlebihan terhadap makanan berbumbu, manis, asam asin

 

 

Referensi :

Bauman, R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory Textbook. Whittier Publications Inc, United States of America.
Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.
Rae-Dupree, J. and Pat, D. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley Publishing Inc., Indiana.
Sumber : http://wordbiology.wordpress.com/2009/11/01/sistem-saraf/






































































































































































































































































































































































































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar