FISIONEUROLOGI
FISIONEUROLOGI (SARAF)
1. SISTEM SARAF
Sistem saraf sangat berperan
dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf mempunyai tiga
fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus;
memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
a. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem
saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri
atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf adalah bagian
sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di
dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut
yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf
menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf
yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan
tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di
dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung
yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan
dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel
Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann membentuk jaringan
yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus
ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus
yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf
dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang lain disebut
sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai
penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrit sel
saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam
penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
b. Macam-Macam Neuron
Menurut fungsinya, neuron
dibedakan menjadi tiga macam yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron
asosiasi. Neuron sensorik juga disebut sel saraf indra, karena berfungsi
meneruskan rangsang dari peneri-ma (indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang). Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang. Neuron motorik (sel saraf penggerak) berfungsi
membawa impuls dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang ke otot. Sel
saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Neuron asosiasi
atau sel saraf penghubung banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang
belakang. Neuron tersebut berfungsi menghubungkan atau meneruskan impuls dari
sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Sistem saraf (Nervous System)
merupakan sistem jaringan komunikasi yang menghubungkan setiap bagian dari
tubuh kita, berfungsi dalam proses menangapi rangsanagn dari luar serta
mengendalikan otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf
utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional
sistem saraf (sel-sel saraf).
Neuron atau sel saraf memiliki
bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel lainnya. Berikut bagian-bagian
sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai
unit fungsional sistem saraf.
- Inti sel, merupakan struktur inti sel pada umunya yang di dalamnya terdapat asam nukleat (materi inti). Inti sel berperan sebagai pengatur segala aktifitas sel saraf.
- Badan sel (perykaryon), merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan di bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat metabolisme sel saraf.
- Dendrit, merupakan serabut pendek dan
bercabang-cabang yang merupakan penjuluran badan sel pada badan sel. Dendrit berfungsi menerima dan
menghantarkan rangsangan dari luar ke badan sel saraf.
- Neurit, merupakan serabut panjang hasil penjuluran badan sel yang mengandung struktur benang-benag halus yang disebut mikrofibril dan neurofibril. Mikrofibril dan neurofibril berfungsi untuk menjaga bentuk dan kepadatan sel saraf. Neurit atau yang sering dikenal akson memiliki peranan menghantarkan rangsangan dari badan sel saraf yang satu ke sel saraf lain. Rangsangan akan dihantarkan melalui akson dari satu sel saraf menuju dendrit dari sel saraf yang lain. Struktur neurit merupakan struktur yang lebih kompleks daripada dendrit. Neurit memeliki pembungkus yang disebut selaput myelin yang didalamnya terdapat sel Schwann. Bagian neurit yang tidak terbungkus oleh selaput myelin disebut nodus Ranvier.
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan
selanjutnya jaringan-jaringan saraf berkumpul dan berkoordinasi membentuk
sistem saraf. Hubungan antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain
disebut sinapsis, sedangkan hubungan antara sel saraf dengan serabut otot
disebut neuromuscular junction.
Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan
berdasarkan struktur dan fungsinya. Neuron berdasarkan strukturnya dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu neuron multipolar, neuron bipolar, neuron unipolar.
Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu
akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu dendrite dan satu akson, sedangkan
neuron unipolar tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran impuls
dilakukan oleh satu akson.
Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan atas sel saraf
sensorik (afferent), sel saraf motorik (efferent), dan sel saraf konektor
(association). Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan rangsangan (impuls)
dari indra ke saraf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang. Sel saraf motorik
berfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat (otak) atau sumsum tulang
belakang ke otot atau kelenjar. Rangsangan dari sel saraf sensorik diteruskan
menuju sel saraf motorik melalui sel saraf konektor.
Membran neuron layaknya membrane sel lainnya bersifat
semipermeabel (hanya molekul-molekul tertentu yang dapat keluar masuk misalnya
ion-ion tetapi tidak untuk molekul berukuran besar). Membran sel saraf juga
secara elektrikal bersifat polar (adanya ion-ion bermuatan negative yang
disebut kation di sekitar permukaan luar membrane dan ion-ion bermuatan negative
yang disebut anion di bagian sebelah dalam membran). Impuls saraf berhasil
ditranmisikan (disalurkan) dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain
disebabkan oleh potensial aksi yang berpindah di dekat sel saraf. Stimulus
merubah kemampuan spesifik permeable lapisan membrane dan menyebabkan
depolarisasi kation dan anion. Perubahan ini menyebar sepanjang serabut saraf
yang selanjutnya disebut sabagai impuls saraf itu sendiri. Polarisasi kembali
terjadi setelah depolarisasi yang diikuti oleh periode refractory selama impuls
selanjutnya datang lagi.
Sinapsis
Polarisasi dibuat dengan mempertahankan kelebihan ion-ion sodium
(Na+) pada bagian luar membrane dan kelebihan ion-ion potassium (K+) pada
bagian dalam membran. Jumlah tertentu dari Na dan K selalu bocor (berkurang)
melewati membran, tetapi pompa Na/K pada membran secara aktif mengatasi hal
tersebut tersebut.
Intensitas atau frekuensi antara impuls saraf yang satu dengan yang
lain ditentukan oleh diameter dari serabut saraf, hal ini berkaitan juga dengan
serabut saraf berselaput myelin dan serabut saraf tanpa selaput myelin.
Sitoplasma dari akson atau serabut saraf merupakan konduktor elektrik dan
selaput myelin menurunkan kapasitasnya sebagai penghantar. Kondisi tersebut
mencegah kebocoran muatan melalui membran. Depolarisasi pada nodus ranvier
cukup untuk memicu regerasi voltase elektrik pada nodus berikutnya. Oleh karena
itu, potensial aksi pada serabut saraf bermielin tidak berpindah layaknya
perpindahan gelombang tetapi terjadi secara berulang pada nodus-nodus.
Potensial aksi pada nodus ranvier akan berpindah seperti loncatan-loncatan
muatan listrik.
4. BAGIAN
SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia dan beberapa vertebrata lain mengandung dua
bagian utama, yaitu:
1.Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat yang terbagi atas otak
dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Sistem saraf pusat dilindungi oleh
selaput meninges yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Pia meter (selaput
paling dalam dan banyak mengandung pembuluh darah), Dura meter (lapisan terluar
yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak sebelah dalam) dan terakhir
Arakhnoid (terletak di antara pia meter dan dura meter yang merupakan selaput
jaringan yang lembut membatasi kedua lapisan yang lain).
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf tepi yang terbagi atas sel-sel saraf sensori yang
menghantarkan impuls ke sistem saraf pusat dan sel-sel saraf motori yang
menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor. Sistem saraf tepi dalam hal ini sel-sel saraf
motori dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sistem saraf somatic yang
secara langsung berperan dalam kontraksi otot-otot rangka dan sistem saraf
autonom yang mengontrol aktivitas organ-organ dan variasi otot-otot tak sadar
(involunter), seperti otot jantung dan otot polos.
5. MEKANISME GERAK
Gerak dapat dilakukan secara
sadar (gerak biasa) dan secara tidak sadar (gerak reflek). Perbedaan dari kedua
macam gerak tersebut adalah berkaitan dengan jalannya impuls saraf yang
melewati sistem saraf pusat, yaitu jika impuls melewati otak maka gerak yang
dilakukan sebagai hasil respon dari otak dinamakan gerak sadar, sedangkan jika
impuls tidak melwati otak tetapi sumsum tulang belakang, maka gerak yang
dihasilkan sebagai respon dari sumsum tulang belakang dinamakan gerak reflek.
- Mekanisme gerak
biasa (gerak sadar)
Rangsangan –> saraf sensorik
–> otak –> saraf motorik –> gerak
- Mekanisme gerak
reflek (gerak tidak sadar)
Rangsangan –> saraf sensorik –>
pusat integrasi di sumsum tulang belakang –> saraf motorik –> gerak
FISIONEUROLOGI DAN OTAK
1. DEFINISI
Dalam anatomi hewan, Otak atau encephalon, adalah sentral supervisori dari sistem syaraf. Walaupun otak kadang disebut sebagai
pusat supervisori dari sistem syaraf sentral vertebrata, istilah yang sama juga dapat digunakan untuk
sistem syaraf sentral pada invertebrata. Pada kebanyakan hewan, otak terletak
pada kepala.
Otak mengatur dan
mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas
fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran
motorik dan segala bentuk pembelajaran
lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel:
glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi
neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di
kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang
lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang
disebut neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada
celah yang di kenal sebagi sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai
hingga seratus milyar neuron.
2. OTAK
MANUSIA
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki
volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab
terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusia. Oleh karena itu
terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran.
Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi
perkembangan psikologi
kognitif.
a. Bagian-Bagian
Otak Manusia
1).Otak Depan
Bagian yang paling menonjol
dari otak depan adalah otak depan, yang terdapat di bagian otak depan. Otak
besar terdiri dari dua
belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani
tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian
kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika
otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami
gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar yang disebutkan di atas
dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal.
Antara lobus frontal dan lobus pariental dipishkan oleh sulkus sentralis atau celah
Rolando.
Otak depan tersusun atas dua lapisan yaitu
:
1. Lapisan luar (korteks)
Lapisan luar merupakan lapisan
tipis bewarna abu-abu. Lapisan
ini berisi badan sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga
permukaanya menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat
saraf.
2. Lapisan dalam
Lapisan dalam merupakan
lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf,
yaitu Dendrit dan Neurit
Otak
depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting
dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian
(inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara
terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan
celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai
hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan
berpikir. Di belakang (Posterior)
sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat
perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak
mpada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan
diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus
oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan.
Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung
anterior.
Area di otak depan yang juga
penting adalah Hipotalamus dan Talamus.
Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar otak depan dan
memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus berperan sebagai pusat pengatur
Homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus,
rasa lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari
kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif. Talamus terletak di sebelah atas
hipotalamus, berperan sebagai stasiun
relay untuk informasi sensori yang dikirim ke otak besar. Jadi, talamus
akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus sensori yang penting menuju ke
otak besar pencernaan, pernafasan dan lain-lain.
- Lapisan mesoderm
- Disebut juga
sebagai lapisan tengah. Lapisan ini akan berubah menjadi struktur kerangka dan otot.
- Lapisan ectoderm
- Disebut juga
sebagai lapisan luar. Lapisan ini berubah menjadi permukaan kulit, rambut, sistem saraf, termasuk organ persepsi atau indera.
Setelah ini
berkembanglah sistem saraf pada otak dengan cara neurulation yaitu saat ectoderm melipat tubuhnya untuk
membentuk tabung saraf (neural tube).
Tabung saraf kemudian berdiferensiasi kembali menjadi subdivisi otak depan,
otak tengah dan sumsum tulang belakang (korda spinal).
Postnatal => Terdapat
perubahan ukuran dan kerumitan dari kebanyakan pohon-dendrit sel saraf.
Perkembangan struktur otak setelah kelahiran (postnatal).
2). Otak Tengah
Otak tengah
(diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok, terletak di depan otak
kecil dan jembatan Varol (Pons Varolii). Bagian terbesar dari otak tengah pada
sebagian besar Vertebrata adalah lobus optikus yang ukrannya berbeda-beda. Pada
mamalia (termasuk manusia) terdapat korpora
kuadrigemina (sebgai lobus optikus pada Vertebrata tingkatan rendah)
yang berfungsi membantu koordinasi gerak mata, ukuran Pupil mata (melebar/menyempit), dan refleks pendengaran
tertentu. Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan
bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak tengah merupakan
baguan atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang membawa informasi
sensori sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah
3). Otak Belakang
Otak belakang
meliputi jembatan Varol (pons
Varolii), sumsum lanjutan medula oblongata), (dan otak
kecil (serebelum). Ketiga
bagian ini membentuk batang
otak.
Jembatan Varol berisi serabut
saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan
otak kecil dengan konteks otak besar.
Sumsum lanjutan
atau medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan
pons Varoli dengan sumsum tulang belakang (Medula Spinalis). Sumsum lanjutan berperan sebagai pusat
pengatur pernapasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot
antara tulang rusuk dan diafragma. Selain itu juga berperan sebgai pusat
pengatur refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh,
pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi
kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk,
bersin, dan berkedip
Di antara sumsum
lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua tonjolan. Peranan talamus ini
sebagai tempat meneruskan implus ke daerah sensori pada korteks otak besar
untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki hubungan ke berbagai bagian otak
sehiingga merupakan tempat lalu lintas implus di antara bagian-bagian otak dan
srebrum.
Di sebelah
anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan mengatur fungsi organ dalam
(visceral). Hipotalamus
mengatur bermacam-macam fungsi, seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus),
emosi (marah, senang, gusar), serta perilaku reproduktif. Selain itu,
hipotalamus juga merupakan tempat Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada Hipofisis.
b. Otak Kecil
Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak
kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas
dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi
tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke
dalam mulutnya.
3. Perkembangan
Otak Manusia
v Pranatal
Tahapan
perkembangan otak manusia mirip dengan vertebrata lainnya. Dimulai sesaat setelah konsepsi terjadi blastosis yaitu
pembagian sel yang sangat cepat. Dalam hitungan hari blastosis
terbagi menjadi tiga struktur lapisan yang disebut sebagai keping embrionik (the embryonic disk). Setiap lapisan kemudian akan berubah menjadi sistem organik utama yaitu :
- Lapisan endoderm
- Disebut juga sebagai lapisan dalam.
Lapisan ini akan berubah menjadi serangkaian organ dalam seperti orgaat
dibagi menjadi dua proses yaitu
- Protomap dimana perbedaan area kortikal terjadi pada awal pembentukan korteks dan disebabkan oleh faktor intrinsik, dimana aktivitas neuron tidak diperlukan.
- Protocortex dimana perbedaan area korteks terjadi kemudian pada perkemangan korteks dan tergantung pada faktor ekstrinsik seperti input atau masukan dari bagian lain otak maupun sistem penginderaan, oleh karenanya aktivitas neuron diperlukan. Pada orang dewasa pembagian area korteks dipengaruhi oleh
Pernyataan bahwa sel-sel otak berhenti
tumbuh saat seseorang memasuki usia lanjut adalah pernyataan yang kurang tepat.
Neuron-neuron otak kita akan terus tumbuh sejak perkembangan yang pesat pada
setahun setelah kelahiran hingga kita tumbuh dewasa.
Sebuah penelitian yang dilakukan
terhadap tikus-tikus dewasa menunjukkan bahwa bagian otak yang bercabang
di?beberapa neuron (yang disebut dendrit) masih berada dalam kondisi yang baik.
Dendrit berperan untuk
meneruskan?sinyal listrik yang diterima neuron lainnya kebatang sel tempat
neuron berada.
Perubahan
neuron berlangsung dalam waktu yang singkat. Ketika sel neuron yang tua sudah rusak,
maka yang muda akan segera tumbuh. Pergantian tersebut dapat berlangsung dengan
sangat drastis untuk ukuran sebuah sel neuron.
Sebuah dendrit
dapat tumbuh hingga 90 mikron dalam waktu kurang dari dua minggu. Memang hal
itu lebih kecil dibandingkan pada saat pertumbuhannya, tapi faktanya ia akan
selalu tumbuh kembali begitu mengalami kerusakan.
Dalam
penelitian tersebut, telah diamati bagian otak yang berperan dalam proses
penglihatan (disebut dengan visual cortex) selama beberapa bulan. Untuk melihat
secara langsung struktur otaknya, para peneliti itu menanam semacam kaca pada
kedua bagian visual cortex saat tikus masih muda.
Neuron saling
berkomunikasi dengan cara mengubah sinyal listrik dan kimia yang disalurkan melalui
ruang pendek di antara dua neuron yang disebut synaps. Sinyal-sinyal
tersebut dapat ditolak (inhibitory) atau diterima (excitatory) atau aktif
berdasarkan aktivitas neuron yang bekerja. Ditemukan bahwa struktur neuron-neuron
excitatory tidak berubah, sedangkan kelompok neuron inhibitory, yang disebut
interneuron, akan berubah.
FISIONEUROLOGI DAN
INDERA PENGLIHATAN
Susunan indera penglihatan dalam garis besar
terdiri dari:
1. Kedua mata (the eye).
2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang
menghubungkan mata dengan otak (the
visual pathway).
3. Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks).
Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang
penting untuk melindungi dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata,
bulu mata, alis dan kelenjar air mata.
a. The Eye
Mata merupakan bagian indera yang
fungsinya hanya terbatas pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat
diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata
merupakan organ penglihat (apparatus
visual) yang bersifat peka cahaya
(foto sensitif).
Bagian bola mata manusia yang bertdedah ke
permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya
terlindung dalam orbita mata. Secara anatomi, bola mata dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
a. Sklera (selaput putih)
Sklera merupakan selaput jaringan ikat
yang kuat, berfungsi untuk bagian-bagian dalam bola mata dan untuk
mempertahankan kekakuan bola mata.
b. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang
melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya
pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh
lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva.
b. Lapisan Vaskular, terdiri dari:
a. Koroid
Merupakan menbran tipis yang mengandung
pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Koroid mengandung banyak
pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.
b. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak
diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang
tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang
memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.Ketika mata
berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot
sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.
Iris juga mempengaruhi warna mata
seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di
dalamnya.
c. Lensa
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan
cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung
pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah,
diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina
disebut ruang viterus,
berisi cairan yang lebih kental (humor
viterus), yang bersama dengan humor
akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
d. Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang
peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini
berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan
impuls ke saraf optik. Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah
dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan
bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina
mengandung tiga daerah neuron yaitu:
1) Neuron Fotoreseptor
2) Neuron Bipolar
3) Neuron Ganglion
Neuron
fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor
dapat dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmen rodospin yang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup,
serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang
berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yang
dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang
tajam dalam cahaya terang.
Sel
kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil pada makula lutea. Makula lutea
(bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian dengan sumbu
visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh pada binti
kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi
impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron
ganglion.
Gangguan indera peraba terjadi bila ada kelainan
di susunan saraf pusat sehingga mempengaruhi sensibilitas atau perabaan,
disebut lower motor neuron. Beberapa hal ini perlu diwaspadai.
Jika ditemukan, konsultasi ke dokter ahli.
v Hipersensitif terhadap sentuhan (tactile defensiveness)
Gejalanya:
- Jengkel, khawatir, agresif terhadap cahaya atau sentuhan tak terduga.
- Tidak suka dicium, dipegang atau dipeluk. Bereaksi melengkungkan punggung, menangis atau menarik diri.
- Tidak suka dicuci atau disir rambutnya, digunting kuku atau dicuci mukanya.
- Terganggu dengan sprei kasar.
- Tersiksa jika ada tetes air hujan, pancuran air atau terpaan angina lembut di kulit, beraksi melawan dan mengelak.
- Bereaksi berlebihan terhadap luka kecil, goresan atau gigitan serangga.
- Menolak menyentuh atau merasakan tekstur beberapa benda, seprti selimut, karpet, dan boneka.
- Menolak memakai pakaian berbahan atau model tertentu.
- Menolak menggunakan tangannya saat bermain.
- Tidak suka permainan “kotor atau berantakan,” seperti main pasir, air , atau adonan kue.
- Terus menerus menarik popok atau bajunya.
- Menolak gosok gigi, apalagi alergi pergi ke dokter gigi.
- Pilih-pilih makanan, hanya mau rasa atau tekstur makanan tertentu, menolak makanan dicampur, makanan dingin atau panas, dan sulit diperkenalkan makanan baru.
- Menolak jalan
tanpa alas kaki di rumput atau di pasir.
v Hiposensitif (under-responsive)
Gejalanya:
- Sangat menginginkan sentuhan atau ingin menyentuh orang atau benda.
- Tidak sadar jika disentuh atau ditabrak, kecuali jika sangat kuat.
- Tidak tergangu jika luka atau memar, tidak takut disuntik, malah suka.
- Tidak sadar jika
wajah atau tanganya kotor.
- Menyakiti diri
sendiri, mencubit, menggigit, membentukan kepala.
- Memasukkan obyek
ke mulut secara berlebihan.
- Sering menyakiti
anak lain atau binatang saat bermain.
- Mencari permukaan
atau tekstur benda yang memberi umpan balik rangsang yang kuat, misal
benda yang keras dan kasar.
- Menyukai mainan
kotor dan berantakan.
- Suka berlebihan
terhadap makanan berbumbu, manis, asam asin
Referensi :
Bauman, R. and
Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory Textbook. Whittier
Publications Inc, United
States of America .
Pack, P. E.
2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York .
Rae-Dupree, J.
and Pat, D. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley Publishing Inc.,
Indiana.
Sumber :
http://wordbiology.wordpress.com/2009/11/01/sistem-saraf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar